Diperkuat dalam Roh, Diutus untuk Bersaksi
Mengapa Kita Perlu Sakramen Krisma?
Sakramen Krisma tidak hanya “melengkapi” baptisan, tetapi juga menguatkan dan memperdalam rahmat baptisan, agar kita sanggup hidup sebagai murid Kristus di tengah dunia. Tujuan utama dari Krisma adalah pemberdayaan rohani agar kita:
-
Makin dewasa dalam iman
-
Mampu bertahan dalam ujian hidup
-
Siap mewartakan Injil lewat hidup dan kata-kata
“Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku...”
(Kisah Para Rasul 1:8)
1. Menyempurnakan Rahmat Baptis
Dalam Baptis, kita dilahirkan kembali; dalam Krisma, kita dikuatkan dan diteguhkan oleh Roh Kudus. Dengan kata lain, Baptis dan Krisma saling melengkapi dalam membentuk pribadi Kristiani yang utuh.
“Penguatan menyempurnakan rahmat pembaptisan... dan memperkuat keterikatan kita kepada Gereja.”
(KGK 1316)
2. Diberi Karunia Roh Kudus
Dalam Sakramen Krisma, kita menerima tujuh karunia Roh Kudus:
-
Kebijaksanaan – Melihat segala sesuatu dengan mata iman
-
Pengertian – Mendalami misteri iman
-
Nasihat – Mampu membuat keputusan bijak
-
Keperkasaan – Berani membela kebenaran
-
Pengetahuan – Membedakan yang baik dan yang salah
-
Kesalehan – Cinta yang mendalam kepada Allah
-
Takut akan Allah – Menghormati dan mengagungkan kebesaran-Nya
Karunia-karunia ini bukan untuk disimpan, tetapi untuk dipakai dalam tanggung jawab sebagai orang Katolik dalam keluarga, masyarakat, dan Gereja.
3. Diperkuat untuk Menjadi Saksi Kristus
Tujuan mendasar Krisma adalah mengutus kita menjadi saksi Kristus. Dengan Krisma, kita dimampukan untuk:
-
Hidup sesuai Injil di tengah tantangan zaman
-
Mewartakan iman lewat tindakan kasih
-
Menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13–16)
Krisma adalah pengutusan, bukan hanya penyelesaian masa katekese.
4. Mempererat Kesatuan dengan Gereja
Dengan menerima Krisma, seseorang:
-
Menjadi anggota Gereja yang dewasa secara rohani
-
Siap ambil bagian dalam tugas perutusan Gereja
-
Terikat lebih erat dengan Uskup dan komunitas Gereja universal
Kesimpulan Pastoral
Saudara-saudari terkasih,
Sakramen Krisma adalah anugerah besar dan panggilan mendalam. Tuhan tidak hanya ingin kita percaya, tetapi juga berani bersaksi dan berkarya di dunia ini sebagai anak-anak terang. Dengan kuasa Roh Kudus, kita dimampukan untuk berkata:
“Aku siap, ya Tuhan. Utuslah aku.”
Semoga kita semua yang telah menerima Krisma senantiasa hidup dalam semangat misi, dan bagi yang belum, semoga bersiap menerima-Nya dengan hati yang terbuka.
Dasar Kitab Suci tentang Sakramen Krisma
Janji Roh Kudus yang Digenapi dan Diwariskan
Krisma Bukan Sekadar Tradisi, Melainkan Warisan Kitab Suci
Sakramen Krisma memiliki dasar yang kuat dalam Kitab Suci, terutama dalam pengajaran dan tindakan Yesus sendiri serta dalam kehidupan Gereja Perdana. Roh Kudus tidak hanya dijanjikan, tetapi sungguh diberikan dan diutus untuk menguatkan umat Allah.
1. Yesus Menjanjikan Roh Kudus
Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Yesus berjanji akan mengutus Roh Kudus kepada para murid-Nya:
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria, dan sampai ke ujung bumi.”
(Kisah Para Rasul 1:8)
Inilah janji penguatan ilahi, bukan hanya untuk para rasul, tetapi juga untuk setiap orang yang percaya dan dibaptis.
2. Peristiwa Pentakosta: Model Sakramen Krisma
Pada hari Pentakosta, Roh Kudus turun atas para rasul dalam rupa lidah-lidah api, dan mereka berubah menjadi saksi-saksi berani yang mewartakan Injil ke seluruh dunia.
“Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain...”
(Kisah Para Rasul 2:4)
Peristiwa ini menjadi model rohani dari apa yang terjadi dalam Sakramen Krisma: Roh Kudus turun dan mengubah hati kita, agar siap bersaksi bagi Kristus.
3. Para Rasul Memberikan Roh Kudus Lewat Penumpangan Tangan
Dalam Kisah Para Rasul, kita melihat bahwa setelah orang menerima baptisan, para rasul datang untuk mendoakan dan menumpangkan tangan, agar mereka menerima Roh Kudus. Inilah bentuk awal dari Sakramen Krisma.
“Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar bahwa Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke sana. Keduanya berdoa untuk mereka, supaya mereka menerima Roh Kudus... Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, dan mereka menerima Roh Kudus.”
(Kisah Para Rasul 8:14–17)
4. Rasul Paulus dan Praktik Penguatan Iman
Rasul Paulus pun melakukan tindakan serupa:
“Dan ketika Paulus menumpangkan tangan ke atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.”
(Kisah Para Rasul 19:6)
Penumpangan tangan sebagai tanda pemberian Roh Kudus inilah yang kemudian diinstitusikan oleh Gereja dalam ritus Sakramen Krisma.
5. Roh Kudus Sebagai Meterai
Roh Kudus juga disebut sebagai meterai atau jaminan keselamatan, yang dicurahkan atas umat beriman sebagai tanda kepemilikan Allah.
“Kamu telah dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan itu.”
(Efesus 1:13)
Dalam Krisma, kita dimeteraikan secara rohani untuk selamanya sebagai milik Kristus.
Kesimpulan Pastoral
Saudara-saudari terkasih,
Sakramen Krisma bukanlah tambahan buatan manusia, melainkan kelanjutan dari janji dan karya Allah sendiri dalam sejarah keselamatan. Apa yang dimulai dalam Baptis, disempurnakan dan diteguhkan oleh kuasa Roh Kudus dalam Krisma.
“Terimalah karunia Roh Kudus.”
(Kisah Para Rasul 2:38)
Mari kita hidup sebagai umat yang telah diteguhkan oleh Roh Kudus: berani, setia, dan penuh kasih dalam mewartakan Kristus ke mana pun kita diutus.
Siapa yang Dapat Menerima Sakramen Krisma?
Panggilan bagi yang Telah Dibaptis untuk Dewasa dalam Iman
Krisma: Bagi Mereka yang Siap Dikuatkan dan Diutus
Sakramen Krisma hanya diberikan kepada orang yang telah dibaptis, karena Krisma melengkapi rahmat baptisan dan meneguhkan umat untuk menjalani hidup sebagai murid Kristus secara dewasa dan bertanggung jawab.
1. Syarat Utama: Sudah Dibaptis
Krisma hanya dapat diterima oleh umat yang telah menerima Sakramen Baptis secara sah. Karena itu, Krisma tidak berdiri sendiri, tetapi melanjutkan karya rahmat Allah yang dimulai dalam baptisan.
“Krisma melengkapi rahmat pembaptisan dan memperteguh ikatan dengan Gereja.”
(KGK 1285)
2. Usia yang Sesuai
Gereja menetapkan bahwa Sakramen Krisma diberikan pada usia yang cukup dewasa secara rohani. Di banyak keuskupan (termasuk Indonesia), Krisma biasanya diberikan kepada remaja atau orang muda, yakni:
-
Usia minimal 13–15 tahun
-
Sudah cukup mengerti iman Katolik
-
Telah menerima Ekaristi Kudus
-
Telah menjalani pembinaan iman dan persiapan rohani (katekese Krisma)
Namun dalam keadaan tertentu, orang dewasa yang masuk Katolik (konversi) juga dapat menerima Krisma setelah baptisan atau bersamaan dengan Ekaristi.
3. Kesiapan dan Kehendak Bebas
Krisma bukanlah “kewajiban administratif,” melainkan tanggapan iman yang sadar dan bebas. Maka yang akan menerima Krisma harus:
✅ Menyadari makna dan tanggung jawab Krisma
✅ Berniat hidup sebagai saksi Kristus
✅ Siap memperbarui janji baptis dan hidup setia dalam Gereja
4. Orang Dewasa yang Belum Krisma
Kadang ada umat Katolik dewasa yang belum menerima Krisma karena berbagai alasan. Gereja tetap membuka kesempatan bagi mereka untuk:
-
Mengikuti pembinaan khusus dewasa
-
Menerima Krisma dalam perayaan khusus yang ditetapkan keuskupan atau paroki
Bahkan, Krisma sangat dianjurkan sebelum menerima sakramen lain, misalnya:
-
Sebelum menikah secara Katolik
-
Sebelum menjadi wali baptis atau wali Krisma bagi orang lain
5. Krisma untuk Orang Sakit atau Lansia
Dalam keadaan khusus, seperti orang lanjut usia atau yang sakit parah namun belum menerima Krisma, Gereja dapat memberikan Krisma:
-
Dengan persiapan singkat
-
Dengan izin khusus dari uskup
-
Dilaksanakan oleh imam yang diberi kuasa khusus
Hal ini menunjukkan bahwa rahmat Krisma tetap terbuka bagi siapa pun yang rindu dikuatkan oleh Roh Kudus, tanpa batasan usia atau kondisi fisik.
Kesimpulan Pastoral
Saudara-saudari yang terkasih,
Sakramen Krisma bukanlah “seremoni kelulusan iman”, tetapi anugerah penguatan rohani yang sangat dibutuhkan di zaman ini. Tuhan memanggil kita semua—anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia—untuk dikuatkan dan diutus sebagai saksi-Nya.
“Jangan takut, Aku akan memampukan engkau.”
(Yesaya 41:10)
Mari kita siapkan diri kita atau anak-anak kita dengan sungguh-sungguh, agar ketika saatnya tiba, roh kita siap menerima Roh Kudus yang menguatkan dan membimbing seumur hidup.
Siapa yang Memberikan Sakramen Krisma?
Pelayan Sah Krisma dan Makna Tanda Kesatuan dengan Gereja
Krisma: Sakramen yang Diberikan oleh Gereja Melalui Wakil Kristus
Seperti halnya Baptis, Sakramen Krisma juga memiliki pelayan sah tertentu yang ditetapkan oleh Gereja. Namun karena maknanya yang khusus sebagai penguatan dan perutusan, Gereja menetapkan bahwa Krisma secara normal diberikan oleh Uskup, sebagai penerus para rasul.
1. Pelayan Biasa Sakramen Krisma: Uskup
Dalam tradisi Gereja Katolik, pelayan sah Sakramen Krisma adalah:
Uskup, sebagai gembala utama keuskupan dan penerus para rasul
Keputusan ini didasarkan pada:
-
Praktik para rasul dalam Kisah Para Rasul
-
Tugas uskup sebagai pemersatu umat dalam Roh Kudus
-
Simbol bahwa yang menerima Krisma diutus secara resmi oleh Gereja universal
“Kehadiran uskup secara langsung atau melalui imam delegasi menegaskan bahwa penguatan mengikat lebih erat penerima dengan Gereja dan misi pewartaannya.”
(KGK 1313)
2. Imam sebagai Pelayan Luar Biasa
Dalam situasi tertentu, imam dapat diberi kewenangan oleh Uskup untuk memberikan Sakramen Krisma, seperti:
-
Saat membaptis orang dewasa dalam Misa Paskah
-
Dalam kondisi pastoral khusus (misalnya daerah terpencil, jumlah peserta besar, atau pandemi)
-
Dalam situasi darurat (misalnya orang sakit berat atau menjelang wafat)
Dalam hal ini, imam bertindak atas nama uskup, dan tetap menggunakan minyak krisma yang diberkati oleh uskup dalam Misa Krisma.
3. Makna Kehadiran Uskup dalam Sakramen Krisma
Mengapa kehadiran uskup itu penting?
-
Menegaskan bahwa Krisma adalah sakramen Gereja universal, bukan hanya komunitas lokal
-
Menunjukkan kesatuan antara umat dengan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik
-
Uskup adalah tanda nyata bahwa Roh Kudus tetap bekerja melalui Gereja yang dipimpin oleh para penerus para rasul
“Imam-imam pun memiliki bagian dalam sakramen ini, namun uskuplah yang menjadi tanda utama Roh Kudus yang mengutus dan menyatukan.”
4. Kapan Krisma Diberikan di Paroki?
Biasanya Sakramen Krisma diberikan:
-
Sekali atau dua kali setahun di paroki/paroki se-dekenat
-
Dalam Misa khusus yang dipimpin Uskup
-
Setelah peserta menjalani pembinaan iman yang memadai
Tanggal pelaksanaan ditentukan oleh Keuskupan dan dijadwalkan secara resmi.
Kesimpulan Pastoral
Saudara-saudari yang terkasih,
Sakramen Krisma bukan hanya soal “disemprot minyak”, tetapi momen ketika Roh Kudus dicurahkan dengan kuasa dan pengutusan resmi dari Gereja. Kehadiran uskup menandakan bahwa kita diutus bukan hanya oleh paroki, tapi oleh seluruh Gereja Kristus.
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu dan menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah.”
(Yohanes 15:16)
Mari kita terima Sakramen Krisma dengan penuh hormat dan kesiapan, karena kita diutus bukan untuk bersantai, tetapi untuk bersaksi bagi Kerajaan Allah.
Tanda dan Ritus Sakramen Krisma
Pengurapan Ilahi yang Meneguhkan Iman
Sakramen: Tanda Lahiriah yang Menghadirkan Rahmat Ilahi
Setiap sakramen memiliki tanda dan tindakan lahiriah yang menyampaikan rahmat batiniah. Dalam Sakramen Krisma, tanda-tanda itu sangat khas dan mendalam: minyak krisma, penumpangan tangan, dan doa khusus yang menyatakan pencurahan Roh Kudus atas jiwa orang beriman.
1. Minyak Krisma: Minyak yang Dikhususkan
Unsur pokok dalam Sakramen Krisma adalah minyak krisma, yaitu:
-
Minyak zaitun yang dicampur dengan balsam wangi
-
Diberkati secara khusus oleh Uskup dalam Misa Krisma (biasanya di Pekan Suci)
Minyak ini melambangkan:
-
Kekuatan dan keteguhan iman
-
Harum Kristus yang memancar melalui hidup kita
-
Pengurapan sebagai milik Kristus, sang Mesias (yang diurapi)
“Sebab itu juga kami meminyaki engkau dengan minyak krisma keselamatan, agar engkau tetap teguh dalam iman.”
(Doa Krisma)
2. Pengurapan di Dahi
Dalam ritus utama Krisma, uskup (atau imam delegasi) mengoleskan minyak krisma ke dahi penerima sambil mengucapkan rumusan sakramental:
“Terimalah tanda karunia Roh Kudus.”
Pengurapan di dahi menyimbolkan bahwa:
-
Iman kita harus tampak secara nyata dan berani di hadapan dunia
-
Kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus yang tangguh
3. Penumpangan Tangan
Sebelum pengurapan, uskup mengulurkan tangan ke atas para calon Krisma dan berdoa memohon pencurahan Roh Kudus. Ini mengingatkan kita pada tradisi apostolik di Kisah Para Rasul.
“Setelah itu, mereka menumpangkan tangan di atas mereka, dan mereka menerima Roh Kudus.”
(Kisah Para Rasul 8:17)
Tindakan ini melambangkan:
-
Pemanggilan pribadi oleh Allah
-
Penerusan Roh Kudus secara sah dari Gereja
-
Penyatuan dengan misi Kristus dan para rasul
4. Ritus Lain dalam Perayaan Krisma
Perayaan Sakramen Krisma biasanya berlangsung dalam Misa Kudus, dan mencakup:
-
Pembaharuan janji baptis
-
Penumpangan tangan secara kolektif
-
Pengurapan dahi satu per satu
-
Doa umat dan Liturgi Ekaristi
Suasana liturgis ini menegaskan bahwa Krisma bukan sekadar "ritual" pribadi, tetapi perayaan iman Gereja yang menyambut anggota barunya yang dewasa secara rohani.
5. Simbol-Simbol Lain yang Menguatkan Makna
Beberapa paroki juga menambahkan elemen pendukung seperti:
-
Pakaian putih atau jubah Krisma: melambangkan kemurnian dan martabat
-
Salib atau Rosario: sebagai tanda siap hidup dalam doa dan kesaksian
-
Nama Santo/Santa: sebagai panutan hidup Kristiani
Kesimpulan Pastoral
Saudara-saudari yang terkasih,
Melalui tanda-tanda lahiriah Sakramen Krisma, Tuhan menyentuh tubuh dan jiwa kita, menyatakan bahwa kita dipilih, diurapi, dan diutus. Pengurapan itu bukan hanya simbol, tapi meterai rohani yang mengubah hidup kita selamanya.
“Engkau telah diurapi oleh Roh Kudus; tetaplah dalam Kristus.”
(1 Yohanes 2:20,27)
Marilah kita hayati setiap tanda dalam Krisma bukan hanya saat perayaan, tetapi dalam hidup sehari-hari, sebagai saksi Kristus yang hidup dan tangguh.
Efek Sakramen Krisma
Rahmat Roh Kudus yang Menguatkan dan Memeteraikan
Krisma: Bukan Sekadar Upacara, tetapi Pencurahan Kuasa Ilahi
Sakramen Krisma membawa efek rohani yang mendalam dan kekal bagi siapa saja yang menerimanya dengan iman. Efek ini tidak selalu tampak secara lahiriah, tetapi sungguh bekerja dalam hati dan hidup umat beriman. Inilah pekerjaan Roh Kudus dalam diri orang yang telah dibaptis dan kini dikuatkan untuk menjadi saksi Kristus.
1. Penguatan Rahmat Baptis
Krisma menyempurnakan dan memperteguh rahmat Baptis, bukan menggantikan atau mengulanginya. Dalam Baptis, kita dilahirkan kembali; dalam Krisma, kita dikuatkan untuk bertumbuh dan berbuah dalam iman.
“Dengan Krisma, umat beriman diperkaya secara lebih sempurna dengan Roh Kudus, dan diikat lebih kuat dengan Gereja.”
(KGK 1285)
2. Penerimaan Karunia-Karunia Roh Kudus
Sakramen Krisma membuka hati dan jiwa kita untuk menerima tujuh karunia Roh Kudus secara penuh:
-
Kebijaksanaan
-
Pengertian
-
Nasihat
-
Keperkasaan (Kekuatan Rohani)
-
Pengetahuan
-
Kesalehan
-
Takut akan Allah
Karunia-karunia ini membantu kita hidup selaras dengan kehendak Allah, menghadapi pencobaan, dan menjadi pribadi yang matang dalam iman.
3. Pencetakan Karakter Rohani yang Tak Terhapuskan
Seperti Baptis dan Imamat, Krisma juga meninggalkan “karakter rohani” yang kekal. Artinya:
-
Krisma tidak dapat diulang
-
Orang yang sudah dikrisma menjadi milik Kristus secara utuh
-
Ia diutus sebagai saksi-Nya seumur hidup
“Ia telah memeteraikan kamu dan memberikan Roh Kudus di dalam hatimu sebagai jaminan.”
(2 Korintus 1:22)
4. Kesatuan Lebih Erat dengan Gereja
Melalui Krisma, umat dipersatukan lebih dalam dengan Gereja dan berperan lebih aktif dalam hidup komunitas:
-
Menjadi anggota yang dewasa secara rohani
-
Siap ambil bagian dalam tugas pelayanan, liturgi, dan misi
-
Diundang untuk hidup lebih bertanggung jawab dalam iman
5. Daya Roh Kudus untuk Bersaksi dan Melayani
Efek paling nyata dari Krisma adalah keberanian untuk bersaksi, seperti para rasul setelah Pentakosta. Orang yang telah dikrisma dipanggil untuk:
-
Mewartakan Injil di keluarga dan masyarakat
-
Melayani dengan kasih dan kesetiaan
-
Menghadapi godaan dan penderitaan dengan kekuatan Roh Kudus
“Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu.”
(Kisah Para Rasul 1:8)
Kesimpulan Pastoral
Saudara-saudari terkasih,
Sakramen Krisma bukan akhir dari perjalanan rohani, melainkan titik awal dari misi sebagai murid Kristus yang sejati. Rahmat yang diterima tidak berhenti dalam hati, tetapi mengalir dalam tindakan nyata: dalam keberanian bersaksi, dalam kesetiaan melayani, dan dalam cinta yang membangun Gereja.
“Hendaklah api Roh Kudus yang telah dicurahkan tidak padam dalam hatimu.”
Mari kita syukuri Krisma yang telah kita terima, dan bantu generasi muda kita untuk menerima-Nya dengan persiapan dan semangat yang benar.
Krisma dalam Kehidupan Umat Katolik
Menjadi Saksi Kristus dalam Dunia Nyata
Krisma: Rahmat yang Menggerakkan Kehidupan
Menerima Sakramen Krisma tidak berhenti pada hari perayaan saja. Rahmat Roh Kudus yang kita terima harus mengubah cara kita berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai umat Katolik sejati. Maka, kehidupan pasca-Krisma menjadi ladang nyata bagi kesaksian iman.
1. Menjadi Saksi Kristus di Tengah Dunia
Umat yang telah menerima Krisma dipanggil untuk menyatakan imannya dengan hidup nyata, bukan hanya kata-kata. Dalam keluarga, sekolah, pekerjaan, dan komunitas, kita diutus menjadi:
-
Terang di tengah kegelapan
-
Suara kebenaran di tengah kebingungan
-
Pelaku kasih di tengah keacuhan
“Hendaklah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa-Mu di surga.”
(Matius 5:16)
2. Ambil Bagian Aktif dalam Kehidupan Paroki
Krisma menandai bahwa seseorang dewasa dalam iman, sehingga siap untuk:
-
Melayani dalam liturgi: misdinar senior, lektor, pemazmur, prodiakon
-
Terlibat dalam kegiatan kategorial: OMK, Legio Maria, KEP, koor
-
Menjadi pembina iman: katekis, pendamping katekumen, guru agama
-
Turut ambil bagian dalam pelayanan sosial dan karitatif
3. Bertahan dalam Iman di Tengah Tantangan
Roh Kudus yang dicurahkan dalam Krisma memampukan kita untuk:
-
Tetap setia dalam doa dan sakramen, walau sibuk atau tergoda
-
Tidak malu menjadi Katolik, meski di lingkungan yang berbeda iman
-
Berani membela kebenaran dan keadilan, meski tidak populer
“Dalam kelemahanmulah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
(2 Korintus 12:9)
4. Hidup dalam Doa dan Pembaruan Rohani
Krisma juga mengajak umat untuk:
-
Memelihara kehidupan rohani secara pribadi
– Doa harian, membaca Kitab Suci, devosi, Sakramen Tobat -
Terbuka pada karya Roh Kudus dalam bimbingan, panggilan, atau pelayanan
-
Menjalani hidup dengan semangat Santo Fransiskus dari Assisi: sederhana, rendah hati, penuh damai dan sukacita
5. Menjadi Teladan bagi Generasi Selanjutnya
Bagi orang tua dan umat dewasa, Krisma memperteguh panggilan untuk:
-
Membina anak-anak dan remaja dalam iman
-
Menjadi model hidup Kristiani dalam keluarga
-
Menyemangati generasi muda agar berani menerima Krisma dan menghidupinya
Kesimpulan Pastoral
Saudara-saudari yang terkasih,
Sakramen Krisma bukan sekadar tanda bahwa kita “sudah besar”, tetapi panggilan untuk bertumbuh dalam kedewasaan rohani dan menjadi murid Kristus yang aktif, tangguh, dan penuh kasih. Rahmat Krisma akan terus hidup, jika kita terus melangkah bersama Roh Kudus setiap hari.
“Berjalanlah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.”
(Galatia 5:16)
Mari kita hayati panggilan ini dalam hidup nyata, dan bantu sesama kita, terutama generasi muda, untuk menemukan sukacita dalam hidup sebagai orang Katolik yang utuh dan dewasa dalam iman.
Perbedaan Krisma dan Baptis
Dua Sakramen, Satu Perjalanan Iman
Krisma dan Baptis: Bersaudara Tapi Tidak Sama
Sakramen Baptis dan Krisma adalah bagian dari tiga sakramen inisiasi Kristiani, bersama dengan Ekaristi. Ketiganya membentuk dasar kehidupan rohani umat Katolik. Namun, masing-masing memiliki fungsi, makna, dan rahmat yang khas.
1. Baptis: Kelahiran Baru dalam Kristus
Baptis adalah sakramen pertama yang:
-
Menghapus dosa asal dan dosa pribadi
-
Menjadikan seseorang anak Allah dan anggota Gereja
-
Membuka pintu kepada sakramen-sakramen lainnya
“Barangsiapa tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
(Yohanes 3:5)
2. Krisma: Penguatan dan Pengutusan dalam Roh Kudus
Krisma adalah sakramen kedua yang:
-
Menyempurnakan rahmat baptis
-
Mencurahkan karunia Roh Kudus secara penuh
-
Mengutus kita sebagai saksi Kristus yang dewasa dalam iman
“Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu.”
(Kisah Para Rasul 1:8)
3. Perbandingan Tabel Baptis dan Krisma
| Aspek | Baptis | Krisma |
|---|---|---|
| Urutan | Sakramen pertama dalam inisiasi | Sakramen kedua, setelah Baptis |
| Usia Penerima | Bayi, anak-anak, dewasa (katekumen) | Biasanya remaja atau dewasa |
| Efek Utama | Penghapusan dosa dan kelahiran baru | Penguatan dalam iman dan pengutusan |
| Tanda Sakramental | Air dan rumusan Trinitaris | Minyak krisma dan penumpangan tangan |
| Pelayan Biasa | Imam, diakon, uskup | Uskup (imam dengan izin khusus) |
| Penerimaan | Sekali seumur hidup | Sekali seumur hidup |
| Tujuan | Menjadi anak Allah dan anggota Gereja | Menjadi saksi Kristus dalam kuasa Roh Kudus |
4. Mengapa Krisma Tetap Diperlukan Setelah Baptis?
Karena Baptis adalah awal, bukan akhir. Baptis melahirkan kita dalam iman, tetapi Krisma:
-
Menumbuhkan kedewasaan rohani
-
Mempersiapkan kita menghadapi dunia dan godaan iman
-
Menegaskan peran kita dalam Gereja dan misi Kristiani
Tanpa Krisma, seseorang belum menerima penguatan penuh yang dibutuhkan untuk menjadi saksi Kristus yang efektif.
5. Bolehkah Krisma Diterima Tanpa Baptis?
Tidak bisa. Baptis adalah prasyarat mutlak untuk Krisma. Krisma melengkapi rahmat Baptis; karena itu, tidak mungkin menerima Krisma tanpa terlebih dahulu dibaptis secara sah.
Kesimpulan Pastoral
Saudara-saudari terkasih,
Baptis dan Krisma adalah dua tahap penting dalam pertumbuhan iman kita: dari bayi rohani menjadi prajurit Kristus yang siap bersaksi. Seperti benih yang ditanam (Baptis), ia perlu diberi kekuatan dan dukungan agar bertumbuh kuat (Krisma).
“Yang ditanam dalam kelemahan akan dibangkitkan dalam kuasa.”
(1 Korintus 15:43)
Mari kita bantu anak-anak, remaja, dan saudara-saudari kita untuk melengkapi perjalanan imannya dengan menerima Krisma, dan menghidupi rahmatnya dalam terang Roh Kudus.
FAQ Seputar Sakramen Krisma
Menjawab Pertanyaan, Meneguhkan Panggilan
1. Apakah Sakramen Krisma Wajib bagi Semua Umat Katolik?
Ya. Krisma adalah salah satu dari tiga sakramen inisiasi, dan wajib bagi setiap umat Katolik yang sudah dibaptis. Tanpa Krisma, seorang Katolik belum menerima rahmat kepenuhan Roh Kudus yang dibutuhkan untuk menjadi saksi Kristus secara utuh.
2. Apa Akibatnya Jika Belum Menerima Krisma?
Umat yang belum menerima Krisma:
-
Tidak dapat menjadi wali baptis atau wali Krisma
-
Sebaiknya tidak menerima sakramen pernikahan dulu, kecuali dalam keadaan khusus
-
Belum dianggap dewasa secara penuh dalam Gereja
Namun, selama ada niat dan usaha untuk menerima Krisma, umat tetap dapat hidup dalam rahmat Allah dan dilayani secara pastoral.
3. Bolehkah Krisma Diterima Dua Kali?
Tidak. Seperti Baptis, Sakramen Krisma meninggalkan karakter rohani yang tak terhapuskan, maka hanya dapat diterima satu kali seumur hidup.
4. Bolehkah Memilih Nama Krisma?
Boleh dan dianjurkan. Memilih nama Krisma dari santo atau santa pelindung adalah tradisi indah yang:
-
Menghubungkan kita dengan teladan hidup kudus
-
Memberi inspirasi dalam perjalanan iman
-
Menjadi nama doa dan perlindungan rohani
5. Siapa yang Dapat Menjadi Wali Krisma?
Wali Krisma harus:
-
Katolik dewasa yang sudah menerima Krisma dan Ekaristi
-
Hidup sesuai ajaran Gereja (bukan dalam pernikahan tidak sah)
-
Mampu menjadi pendamping dan teladan iman bagi penerima Krisma
Idealnya, bukan orang tua kandung, agar fungsi pembinaan rohani lebih netral dan terbuka.
6. Apakah Ada Biaya untuk Krisma?
Tidak ada biaya wajib untuk menerima Sakramen Krisma. Namun, umat biasanya dianjurkan memberikan sumbangan sukarela guna mendukung kegiatan pastoral dan operasional paroki. Yang penting: rahmat Tuhan tidak dijual.
7. Kapan Krisma Dilaksanakan di Paroki?
Krisma biasanya dilaksanakan:
-
Sekali setahun, sesuai jadwal yang ditentukan Keuskupan
-
Dipimpin oleh Uskup (atau imam yang didelegasikan)
-
Didahului oleh masa pembinaan/katekese Krisma
Jemaat dianjurkan untuk mendaftarkan diri dan mengikuti pembinaan secara aktif sebelum menerima sakramen ini.
8. Apakah Saya Terlambat Kalau Sudah Dewasa Tapi Belum Krisma?
Tidak pernah ada kata terlambat. Banyak umat Katolik dewasa baru menerima Krisma saat mempersiapkan pernikahan atau setelah menjalani pertobatan. Paroki membuka ruang bagi siapa pun yang ingin dikuatkan oleh Roh Kudus.
“Tuhan tidak melihat kapan kamu datang, tapi apakah kamu siap saat Dia memanggil.”
Penutup Pastoral
Saudara-saudari yang terkasih,
Sakramen Krisma adalah anugerah dan panggilan. Melalui Krisma, Tuhan mempercayakan misi-Nya kepada kita, agar hidup kita menjadi terang dan harapan bagi dunia. Jangan ragu untuk menerima atau memperbarui komitmen terhadap rahmat Krisma yang telah kamu terima.
“Jangan padamkan api Roh.”
(1 Tesalonika 5:19)





